Wednesday 9 January 2013

Sebab Tidak Boleh Bersetubuh Semasa Haid



Ada beberapa hal dalam hidup berumahtangga yang perlu /wajib diketahui oleh pasangan suami -isteri. Baik yang baru , akan atau yang telah lama hidup berumahtangga. Ini bukan saja bagi mengelakkan dari melanggar larangan Allah, namun disebaliknya dapat memelihara kesihatan suami-isteri.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”(QS. Al-Baqarah: 222)


Mukjizat al-Qur’an tidak terbatas pada keindahan estetika dan strukturnya yang tepat. Tapi, juga mencakupi pada masalah-masalah seksual (hubungan suami isteri). Lebih dari itu, mukjizatnya tampak pada masalah-masalah preventif medik, sebagaimana ilmu kedoktoran menganjurkan agar menghindari berhubungan intim dengan wanita (isteri) dalam keadaan haid. Hal ini disebabkan dinding kulit vagina pada waktu haid lebih sensitif.

Sehingga, bila tetap dipaksakan melakukan hubungan badan (intim) akan terasa sangat pedih, terluka dan dinding vagina terasa terkelupas. Akibatnya, daya tahan (imuniti) dari virus pun sangat lemah. Akhirnya, menjadi tempat bersarangnya bakteria, kerana darah merupakan tempat yang paling subur untuk berkembang biaknya.

Oleh kerana itu, melakukan hubungan seksual pada waktu haid dilarang. Sebabnya, masa itu sangat rawan akan penyakit dan bakteria mudah menyerang rahim yang sedang dalam kondisi lemah (Dr. Muhammad ‘Abdullah Syarqawi, al-Mahidh baina Isyaarati al-Qur’an wa Haqaaiqi ath-Thibb,majalah Al-Wa’yu al-Islami, edisi Mei 1985).

Ketika itu daya tahan (imuniti) rahim tidak berfungsi sehingga bakteria tumbuh subur, bahkan penyakit itu dapat menyebar ke leher rahim, sehingga dapat menutup salurannya yang memberi kesan pada proses pembuahan ke rahim. Yang demikian itu akan mengakibatkan kemandulan dan kehamilan di luar rahim.

Selain itu, rasa sakit yang ditimbulkan sangat parah, juga dapat mengakibatkan pecahnya rahim. Sehingga darah akan menyebar ke sekitar perut, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kadangkala menyebar ke saluran kencing, sehingga bahkan merebak ke alat salurannya. Boleh jadi hal ini mengakibatkan serangan kanser pada mulut rahim. Sedangkan, penderita laki-laki akan mengalami rasa sakit yang parah, bakteria akan meningkat semakin banyak jumlahnya, dan rasa nyilu pada saluran kencing.

Penyakit ini sangat berpengaruh pada kejiwaan dan fizikal penderita wanita. Kejiwaannya menyimpang serta mengalami depresi dan penurunan mental. Sehingga, kedaan jiwanya menjadi tidak normal yang dapat berpengaruh pada kondisi fizikalnya. Akibatnya, dapat menurunkan daya seksualnya dan bahkan boleh berakibat impotensi sehingga dapat mengganggu hubungan suami-isteri yang pada akhirnya berakibat depresi, fizikalnya pun menjadi lemah.

Oleh kerananya, seorang isteri dalam keadaan seperti ini, bila melayani suaminya dianggap tidak mempunyai hasrat terhadap suaminya. Sehingga, akan mengakibatkan terputusnya tali kasih sayang di antara keduanya, bila suami tidak mengerti keadaan fizikal dan kejiwaan si isteri.

Dengan demikian, kita lihat bahwa syari’at (hukum/aturan) Islam yang terdapat dalam ayat yang disebutkan di atas merupakan pelopor ilmu pengetahuan yang sedang meniti jalannya. Hal ini juga menunjukkan mukjizat dari ayat tersebut.

No comments:

Post a Comment